Kamis, 31 Oktober 2013

Slamet Mt


Link Blog Saya

Rabu, 30 Oktober 2013

Sandi Ambalan, Doa dan Renungan


Sandi Ambalan, Doa dan Renungan

Sandi Ambalan
Hening tunduk dan membisu
Tersudut di tepi kepasrahan
Tak dapat membantah kata
Karena segala kebenaran Illahi nyata
Dari kuasa Tuhan Yang Maha Esa
Patriot bangsa tersandang di pundak
Sebagai tanggungan langkah
Keterikatan langkah, kesatuan kata
Jadi sumber kekuatan gerak
Bagi karya, prakarsa Pramuka
menolong sesame bulkan pantangan
Walau menyelam di laut api
Tak ada malas terbias
Hanya tawa yang mengiringi tawa
Sebagai lambang ketulusan hati
Semua tindakan lalu terpikir
Agar tak pernah cacat celah
Selalu setia pada darma
Pantang kalah dengan keburukan
Sura dira Jayaningrat, lebur dening pangestuti
Apa yang terucap, itu yang terjawab
Kita tak ingkar jaya bakti
Bagi nusa pertiwi
Segala tindak selalu bersih
Kata-kata selalu suci
Tak pernah ingkar dari kebenaran
Sebagai seorang Pramuka Sejati
Inilah kata-kata Sandi Ambalan Kita
Merdeka ……….. Abadi



Do’a
Bismillahirrohmanirrohiim.
-         Ya Allah ya Tuhan kami,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Mu,
Engkaulah yang maha pemurah pencurah Rahmat,
Maha Pengasih tak pilih kasih.
Tiada daya dan kemampuan itu berada, kecuali
kodrat, iradat, dan kebesaran-Mu jua.
Sholawat dan salam semoga selalu Engkau limpahkan kepada Nabi dan Rasul-Mu beserta sahabat, kerabat, dan umatnya.
-         Ya Allah Yang Maha Pencipta.
Kami menunduk tanda bersyukur karena kami pinta
dengan doa, semoga Engkau berkenan memeberikan
karunia, demi keberhasilan dan kebesaran jiwa,
untuk melaksanakan tugas dan pembangunan
 manusia seutuhnya.
-         Ya Allah Ya Robbi.
Berlindung diri kami semua ini kehadirat-Mu dari
Segala kejahatan, keburukan, malapetaka, dan marabahnya, baik yang syirri maupun yang nyata.
Dan kami mohon Engkau memeberikan
Kesejahteraan, kebahagiaan, keselamatan, serta kekuatan Iman lahir maupun batin, yang penuh keridloan dari sisi-Mu.
-         Ya Allah Ya Tuhan Kami.
Kami mohon berkah-Mu terhadap segala upaya kami
pada saat ini sedang melaksanakan kegiatan.
-         Ya Allah Ya Ghoffur.
Kami mohon ampun dari segala khilaf dan dosa
kami, dosa kedua orangtua kami, para suhada,
pemimpin-pemimpin, serta para pejuang yang
telah gugur membela bangsa dan Negara kami.
-         Ya Allah hanya Engkaulah Zat pengabul doa,
Semoga Engkau berkenan mencurahkan ijabah
terhadap doa kami.
-         Robbana aatina fiddun-ya khasanah, wafil akhirati khasanah
Waqina adza banaar.
Amiin.*ani

Tragedi yang Mengetuk Hati



Tragedi yang Mengetuk Hati
Cermin kesungguhan beribadah, jadi sarana turunnya hidayah
Ini resiko menjadi anggota tim medis pada acara olahraga. Tak boleh meninggalkan tempat bertugas selama event berlangsung. Terpaksa, untuk shalat pun kami harus bergantian.
            Saya minta izin untuk melaksanakan shalat lebih dulu, sebelum yang lain. Tempat shalat telah disediakan panitia. Cuma keadaannya memprihatinkan. Bahkan tak pantas menjadi sarana menghadap Sang Khaliq. Sangat kotor, alasnya pun hanya koran.
            Tak sampai hati saya shalat di tempat seperti ini. Saya kemudian menemui panitia dan meminta izin untuk dapat melaksanakan shalat di ruang panitia yang keadaannya jauh lebih baik. Permintaan saya pun diluluskan.
            Sedikit lega hati saya karena berharap dapat tempat yang “layak”. Di tempat panitia ada beberapa orang yang tidak saya kenal. Saya pun minta permisi utuk melaksanakan shalat di tempat itu.
            Betapa terkejutnya saya, ternyata mereka meminta saya shalat di ruang yang sudah disediakan, yang kotor dan hanya beralaskan koran itu. Saya berusaha mengeluarkan argument, namun mereka malah member saya tumpukkan koran sebagai alas tambahan.
Hati ini rasanya seperti di hunjam berjuta-juta belati. Sakiiittt sekali!
            Kemudian terlintas di pikiran saya untuk numpang shalat di ruang wasit yang keadaannya juga lumayan, terletak pas di samping ruang shalat yang kumuh itu. Saya pun permisi. Awalnya jawaban yang mampir di telinga nyaris sama dengan kejadian sebelumnya. Tapi, ketika orang-orang di ruangan wasit mendengar penjelasan saya yang diselingi isak tangis, akhirnya mereka ikhlas mempersilakan saya untuk shalat. Mereka bahkam meminjamkan sajadah, yang kebetulan saya tidak membawa. Mereka juga membantu merapikan tempat shalat.
            Selama shalat, saya masih belum bisa menenangkan diri dari isak tangis. Ketika itu saya hanya merasa betapa lemahnya diri ini karena tidak bisa mempersembahkan yang terbaik untuk menghadap Rabb.
            Beberapa hari setelah kejadian itu, ada teman yang member tahu bahwa peristiwa yang menimpa saya waktu itu membawa hikmah yang begitu besar bagi kehidupan seseorang. Begini ceritanya.
Seingat saya, tragedy shalat itu memang sempat menarik perhatian salah satu wasit yang menolong saya. Dia seorang wanita. Tidak disangka kalau hal itu benar-benar menjadi suatu pelajaran berharga bagi dirinya.
            Waktu itu, kabarnya dia mengamati gerak-gerik saya saat shalat sambil menangis. Dari situlah kemudian dia tersadar bahwa sesungguhnya shalat itu bukan hanya kewajiban, lebih dari itu, sebuah kebutuhan. Ya, kebutuhan kita atas Dzat yang menciptakan kita.
            Sejak saat itu, kehidupan wanita itu menjadi berubah. Jika sebelumnya dia selalu menunda-nunda shalat, sekarang menjadi lebih rajin dan tepat waktu. Jika sebelumnya tidak pernah membawa mukena ketika sedang bertugas, maka setelah hari itu dia selalu mempersiapkan mukena untuk shalat.
            Teman saya juga menceritakan, kalau dia begitu bahagia dengan perubahannya. Karena begitu bahagianya, ia menceritakan kejadian itu pada teman-temannya.
            Kata teman saya itu, dia mencari-cari saya dan ingin mengucapkan terima kasih. Dia juga menitipkan salam untuk saya.
            Saya mengatakan bahwa hidayah itu datangnya kapan saja, oleh siapa saja yang dikehendaki Allah, dan bisa lewat perantara apa saja. Perubahan yang terjadi pada dirinya itu adalah mutlak karena izin Allah. Saya hanya perantara yang dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan hidayah itu.
            Ibadah itu berat, tetapi jika kita niatkan pada niat yang tulus ikhlas hanya untuk mencari ridha-Nya, akan terasa sangat manis. Semoga kita selalu diberi kekuatan agar terus bisa berjalan di Jalan Allah SWT. Amiin. * Ani

Sumber : Pengalaman Teman

Mendidik Anak :)



Mendidik Anak :)
A
nak merupakan amanah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena amanah, maka kelak Dia akan meminta pertanggungjawaban kepada orangtuanya atas amanha tersebut. So kita nanti jika udah waktunya juga bakal ngurus anak, Insyaallah. Hehe
Jika anak-anak tumbuh menjadi shalih dan shalihah, tentu akan membawa keberuntungan dunia dan akhirat bagi orangtuanya. Sebaliknya, jika orang tua lalai dalam mengajar dan mendidik, keberadaannya akan membawa bencana dunia dan akhirat.
            Terkait dengan mendidik anak, dibawah ini ada beberapa tuntunan Agama Islam, antara lain :
Menanamkan Akidah yang Benar                                               
            Ini merupakan hal yang sangat penting. Jika anak-anak memiliki akidah yang benar, maka itu lahan subur bagi tumbunya kebaikan-kebaikan. Tidak ada kebaikan pada diri anak yang akidahnya melenceng.
            Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anak, aku akan ajarkan padamu beberapa kalimat: Jagalah Allah pasti engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Ketahuilah bahwa jika seluruh umat berkumpul untuk menolongmu, mereka tidak bisa menolongmu dengan sesuati kecuali atas hal yang Allah takdirkan. Ketahuilah jika seluruh umat berkumpul untuk mencelakaimu, mereka tidak bisa mencelakaimu dengan sesuatu kecuali atas yang telah Allah takdirkan, pena-pena telah diangkat dan catatan-catatan telah kering.” (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi)
Memohon Pahala
            Rasulullah bersabda, “Jika seseorang menafkahkan hartanya kepada keluarganya dengan mengharap pahala, maka baginya adalah pahala sedekah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Ma’sud)
Diingatkan Shalat
Shalat merupakan kewajiban utama seorang hamba terhadap Allah. Rasulullah menegaskan, “Perintahkan anakmu untuk shalat saat usia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika meninggalkan shalat) saat usia sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka.” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Hakim, Baihaqi)
Menuntun Berakhlak Baik dan Memperbaiki Kesalahan
            Umar bin Abu Salamah Radhiyallahu ‘anhu saat masih kecil dalam asuhan Rasulullah, tangannya kesana-kemari di atas makanan. Dia bersabda, “Wahai anak, bacalah ‘Bismillah’, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah makanan yang dekat darimu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Umar bin Abu Salamah)
Memisahkan Tempat Tidur
            Memasuki usia sepuluh tahun, pisahkanlah tempat tidur anak. Anak-anak pada usia ini sudah terhitung dewasa dan mendekati masa baligh (pubertas), gairahnya mulai muncul, maka dari itu memisahkan tempat tidur mereka akan mencegah petaka yang tidak diinginkan. Rasulullah bersabda, “….pisahkan tempat tidur mereka.” (Riwayat Ahmad, Abu dawud, Al-Hakim, Bihaqi)
Adil                                   
            Tidak bijak bila membeda-bedakan anak dalam berinteraksi dan menafkahi. Perlakuan pilih kasih kerap membawa permusuhan di antara saudara. Hal itu termasuk kezaliman terhadap anak.
            Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan bersaksi atas suatu kejahatan, takutlah kamu kepada Allah dan berbuat adillah kepada anak-anakmu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Nu’man bin Basyir)
Lemah Lembut, Bermain, dan Mencium
            Rasulullah tidak segan mengajak anak-anaknya untuk bermain, berlaku lemah-lembut, serta mendekati dan mencium mereka. Simaklah bagaimana cara Rasulullah memanggil anaknya, “Wahai anakku.”
Tegas Saat Diperlukan
            Anak yang tidak pernah mendapat hukuman (saat diperlukan) akan mempunyai tabiat yang kuarng bagus. Hendaklah orangtua bisa menunjukkan kepada anak-anak dan keluarganya bahwa dia adalah orang yang tegas dan keras saat kondisi mengharuskan itu.
            Rasulullah pernah bersabda, “…pukullah mereka (jika meninggalkan shalat) saat usia sepuluh tahun.” (Riwayat Ahmad, Abu dawud, Al-Hakim, Bihaqi).
            Juga, “Gantunglah cambuk di tempat yang bisa dilihat oleh anggota keluargamu, karena hal itu akan menjadi sebuah pelajaran.” (Riwayat Bukhari dalam Kitab Al-Adab Al-Mufrad)
            Selain yang terurai di atas, hendaknya para orangtua (yang calon juag boleh nyoba deh J) tampil menjadi teladan untuk buah hatinya, dan juga tak lupa mengajari ilmu yang membawa kemanfaatan dunia dan akhirat, serta tidak mendoakan yang buruk terhadap mereka (anak-anak). * Ani Nur

















Selasa, 29 Oktober 2013

3 Gunung Tertinggi di Jawa Tengah


Propinsi Jawa Tengah memiliki kharisma sendiri bagi para pendaki gunung, karena ada lebih dari 10 gunung yang terdapat di Jawa Tengah. Mulai dari gunung berapi hingga gunung mati. Kita tentu mengenal dengan sebutan Triple S, yakni Slamet, Sumbing dan Sindoro yang melegenda di kalangan para penikmat pendakian gunung. Dan berikut ini 3 gunung tertinggi di Jawa Tengah yang sebaiknya Anda tahu dan diharapkan bisa menggapainya. Amiin :)


1. SLAMET


Gunung Slamet yang berketinggian 3.428 meter adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Propinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif.

Di kaki gunung ini terdapat sebuah kawasan wisata bernama Baturraden atau Batu Raden. Kawasan wisata ini biasa dicapai orang dari kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas, hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.

Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya. Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

2. SUMBING


Gunung Sumbing merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Sumbing mempunyai ketinggian 3.371 mdpl. Gunung ini terletak di tiga kabupaten yakni Kabupaten Magelang, Temanggung dan Wonosobo.

Gunung Sumbing mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Sebagian besar wilayah di gunung ini telah digunakan untuk lahan pertanian. Di puncaknya gunung ini mempunyai kawah yang masih aktif.

3. LAWU


Gunung Lawu yang berketinggian 3.265 mdpl terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air ( fumarol ) dan belerang ( solfatara ). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi. Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho.

Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunegaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Soeharto. Dan sebagai pengetahuan, di gunung Lawu terdapat warung tertinggi di Indonesia, yakni warung Mbok Yem di puncak Lawu!

Kenangan Terindah " Negeri di Atas Awan "


Senin, 28 Oktober 2013

Biografi Hasyim Asy'ari

 KH Mohammad Hasyim Asy'ari,  atau biasa disebut KH Hasyim Ashari beliau dilahirkan pada tanggal 10 April 1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24 Dzulqaidah 1287H di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dan beliau kemudian tutup usia pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian dikebumikan di Tebu Ireng, Jombang, KH Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdlatul Ulama yaitu sebuah organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. KH Hasyim Asyari merupakan putra dari pasangan Kyai Asyari dan Halimah, Ayahnya Kyai Ashari merupakan seorang pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. KH Hasyim Ashari merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara. Dari garis keturunan ibunya, KH Hasyim Ashari merupakan keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang). dari Ayah dan Ibunya KH Hasyim Ashari mendapat pendidikan dan nilai-nilai dasar Islam yang kokoh.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More